Produsen mobil listrik ternama, Tesla, tengah menghadapi gugatan class action dari 1.000 konsumen di Australia. Gugatan tersebut diajukan menyusul berbagai keluhan serius terkait performa kendaraan, mulai dari masalah pengereman mendadak hingga klaim pemasaran yang dianggap menyesatkan.
Kasus ini telah resmi terdaftar di Pengadilan Federal Australia, menandai babak baru dalam perselisihan antara Tesla dan para pelanggannya di negara tersebut. Firma hukum JDA Saddler mewakili para penggugat dalam gugatan ini yang diajukan sejak Februari 2024.
Pengereman Mendadak: Ancaman di Jalan Raya
Salah satu poin utama gugatan adalah masalah pengereman mendadak dan tak terduga yang dialami banyak pemilik Tesla. Para penggugat mengklaim mobil mereka kerap mengalami penurunan kecepatan drastis tanpa peringatan, bahkan saat melaju di jalan raya dengan kecepatan tinggi.
Rebecca Jancauskas dari JDA Saddler mengungkapkan bahwa firma hukumnya telah menerima banyak laporan kejadian serupa. Masalah ini, menurutnya, terjadi bahkan saat autopilot dimatikan dan pengemudi sepenuhnya mengendalikan kendaraan.
Seorang pemilik Tesla yang menjadi saksi dalam kasus ini menceritakan pengalamannya mengalami pengereman mendadak di jalan raya utama. Pengalaman ini ternyata cukup umum di kalangan pengguna Tesla di Australia.
Jancauskas menambahkan, banyak konsumen melaporkan kejadian pengereman mendadak saat berkendara di kecepatan 100 hingga 110 km/jam. Ini tentu saja sangat membahayakan keselamatan pengemudi dan penumpang.
Klaim Jarak Tempuh yang Menyesatkan
Selain masalah pengereman, gugatan juga menyoroti ketidaksesuaian antara klaim jarak tempuh yang diiklankan Tesla dengan realita penggunaan kendaraan. Para penggugat menuduh Tesla telah mengetahui masalah ini selama bertahun-tahun namun tidak mengambil tindakan.
Tesla diduga telah secara sengaja memberikan informasi yang menyesatkan terkait jarak tempuh mobil listriknya. Hal ini mengakibatkan konsumen merasa tertipu dan dirugikan.
Sistem Autopilot dan Keterbatasannya
Gugatan juga mempersoalkan sistem Autopilot Tesla. Para penggugat berpendapat bahwa perangkat keras kendaraan Tesla tidak mampu mendukung fitur pengemudian yang sepenuhnya otonom atau mendekati otonom, berbeda dengan citra yang dipromosikan perusahaan.
Meskipun lebih dari 10.000 pemilik Tesla telah menandatangani gugatan class action ini, Departemen Infrastruktur federal Australia baru menerima enam pengaduan resmi tentang masalah pengereman semu. Perbedaan angka ini menimbulkan pertanyaan tentang proses pelaporan dan penangan keluhan di Australia.
Kasus ini menjadi sorotan penting bagi industri otomotif global, khususnya dalam hal keselamatan dan transparansi informasi kepada konsumen. Hasil dari gugatan ini dapat berdampak signifikan terhadap praktik bisnis Tesla dan industri mobil listrik secara keseluruhan di Australia dan bahkan dunia.
Perkembangan lebih lanjut dari kasus ini akan terus dipantau, termasuk respon resmi dari Tesla dan bagaimana pengadilan akan memutuskan perkara ini. Keputusan akhir diharapkan memberikan kejelasan dan keadilan bagi para konsumen yang merasa dirugikan.