Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menyampaikan permohonan maaf kepada warga Boyolali saat meninjau penyaluran Bantuan Subsidi Upah (BSU) di Kantor Pos Indonesia, Jumat (18/7/2025). Permintaan maaf tersebut disampaikan di hadapan masyarakat penerima BSU yang telah memadati kantor pos. Kejadian ini menandai sebuah momen unik dalam kunjungan kerja Gibran.
Peristiwa ini bermula ketika Gibran memulai pidatonya. Ia menyapa warga dan kemudian memperhatikan masyarakat yang duduk di bagian belakang ruangan. Terlihat kekhawatiran Gibran terhadap keterbatasan pandangan warga tersebut.
Gibran Minta Maaf, Warga Terhalang Awak Media
Gibran menanyakan kepada warga di belakang apakah mereka dapat melihat dengan jelas dari tempat duduk mereka. Jawaban warga yang menyatakan tidak dapat melihat dengan jelas membuat Gibran langsung merespon.
Ia kemudian menyampaikan permohonan maaf atas keterbatasan pandangan tersebut. Gibran menjelaskan bahwa hal tersebut disebabkan karena banyaknya awak media yang hadir sehingga menghalangi pandangan warga di barisan belakang.
Gibran menekankan betapa pentingnya semua warga dapat menyaksikan sambutan yang disampaikannya. Keterbatasan ruang dan banyaknya awak media menjadi faktor penyebab ketidaknyamanan tersebut.
Kunjungan Gibran ke Boyolali Didampingi Beberapa Pejabat
Kunjungan Gibran ke Boyolali dalam rangka meninjau penyaluran BSU ini tidak sendiri. Ia didampingi oleh beberapa pejabat penting.
Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer, Wakil Menteri BUMN Aminuddin Ma’ruf, dan Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi turut hadir mendampingi Gibran. Kehadiran mereka menunjukkan pentingnya pengawasan terhadap penyaluran BSU.
Kehadiran pejabat penting ini juga menandakan keseriusan pemerintah dalam memastikan penyaluran BSU berjalan lancar dan tepat sasaran. Hal ini bertujuan agar program BSU memberikan dampak positif bagi masyarakat.
Penyaluran BSU 2025 dan Pesan Gibran untuk Penerima
Dalam pidatonya, Gibran menyampaikan apresiasinya terhadap proses penyaluran BSU yang sejauh ini berjalan dengan baik. Ia menekankan pentingnya pengelolaan dana BSU secara bijak.
Gibran berharap agar para penerima BSU dapat memanfaatkan bantuan tersebut untuk kegiatan produktif. Hal ini bertujuan agar bantuan tersebut dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian penerima.
Program BSU 2025 merupakan program pemerintah untuk membantu masyarakat berpenghasilan rendah, khususnya pekerja formal yang terdampak tekanan ekonomi. Penyaluran bantuan dilakukan secara bertahap dengan proses verifikasi dan validasi data penerima yang ketat.
Hingga pekan kelima program, sekitar 8,3 juta pekerja di seluruh Indonesia telah menerima pencairan dana BSU 2025. Angka ini menunjukkan cakupan program yang cukup luas.
Kehadiran Gibran di Boyolali tak hanya sekedar meninjau penyaluran BSU. Ia juga memberikan perhatian kepada warga yang terhalang pandangan, menunjukkan kepedulian dan kepekaan pemimpin terhadap masyarakat. Sikap ini penting dalam membangun kepercayaan dan komunikasi yang baik antara pemerintah dan rakyat.