Prestasi bulu tangkis Indonesia pada semester pertama tahun 2025 terbilang mengecewakan. Hal ini diungkapkan oleh Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PP PBSI, Eng Hian, yang melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kinerja tim.
Dari 13 turnamen BWF World Tour Super (level 300 hingga 1000), Indonesia hanya meraih dua gelar juara. Kemenangan tersebut diraih oleh pasangan ganda putri Lanny Tria Mayasari/Siti Fadia Silva Ramadhanti di Thailand Masters 2025 dan ganda campuran Jafar Hidayatullah/Felisha Alberta Nathaniel Pasaribu di Taiwan Open 2025. Kedua turnamen tersebut merupakan turnamen level Super 300.
Yang menjadi perhatian serius adalah belum adanya gelar juara sama sekali di turnamen level Super 500 ke atas. Prestasi terbaik hanya mencapai runner-up di All England 2025 (Leo Rolly Carnando/Bagas Maulana) dan Indonesia Open 2025 (Sabar Karyaman Gutama/Moh Reza Pahlevi Isfahani). Menariknya, pasangan Sabar/Reza merupakan pasangan independen, bukan anggota Pelatnas PBSI, dan dilatih oleh Hendra Setiawan.
Analisis Kinerja dan Evaluasi PBSI
Eng Hian mengakui bahwa hasil yang dicapai atlet Pelatnas dari Januari hingga Indonesia Open 2025 masih jauh dari harapan. Evaluasi intensif terus dilakukan di Cipayung. Salah satu poin penting yang diidentifikasi adalah perlunya pencarian pola latihan dan komunikasi yang lebih efektif, terutama untuk atlet-atlet utama.
Selain itu, PBSI juga perlu menyusun program pengiriman atlet ke turnamen yang lebih terarah. Program ini harus mempertimbangkan level dan kapasitas masing-masing atlet, dengan target utama adalah meraih gelar juara di setiap turnamen yang diikuti. Ke depannya, strategi yang lebih tepat sasaran diharapkan mampu meningkatkan prestasi.
Berdasarkan pandangan para pelatih, Eng Hian mengungkapkan bahwa tidak semua atlet utama di semua sektor telah mencapai level elite. Hal ini membutuhkan peningkatan kemampuan teknik dan fisik yang signifikan.
Kekurangan di Sektor Tertentu
Di sektor ganda putra, meskipun beberapa pasangan telah mencapai level finalis (5 kali), hasil tersebut belum sesuai harapan. Sementara di sektor tunggal, Anthony Sinisuka Ginting dan Gregoria Mariska Tunjung, yang sebenarnya sudah berstatus atlet elite, terkendala masalah kesehatan.
Oleh karena itu, PBSI berfokus pada peningkatan level atlet-atlet yang berpotensi. Atlet seperti Alwi Farhan, Putri Kusuma Wardani, dan pasangan Jafar Hidayatullah/Felisha Alberta Nathaniel Pasaribu, diharapkan dapat segera mencapai level elite dan bersaing untuk meraih gelar.
Langkah-langkah Strategis ke Depan
PBSI perlu melakukan beberapa langkah strategis untuk meningkatkan prestasi bulu tangkis Indonesia. Berikut beberapa usulan yang dapat dipertimbangkan:
Dengan langkah-langkah strategis tersebut, diharapkan prestasi bulu tangkis Indonesia dapat kembali bersinar dan mampu bersaing di kancah internasional. Hal ini memerlukan kerjasama dan komitmen dari semua pihak, termasuk atlet, pelatih, dan pengurus PBSI.
Selain itu, perlu dikaji lebih dalam faktor-faktor eksternal yang mungkin mempengaruhi performa atlet, misalnya manajemen tekanan, faktor psikologis, dan dukungan media. Membangun mental juara yang kuat juga sangat penting bagi para atlet muda.
Terakhir, peningkatan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan PBSI juga perlu diperhatikan untuk meningkatkan kepercayaan publik dan mendukung perkembangan bulu tangkis Indonesia secara berkelanjutan.
Kesimpulannya, pencapaian bulu tangkis Indonesia di awal tahun 2025 memang mengecewakan, tetapi ini menjadi momentum untuk melakukan evaluasi yang komprehensif dan perbaikan yang berkelanjutan. Dengan strategi yang tepat dan kerja keras semua pihak, bulu tangkis Indonesia diharapkan dapat kembali meraih prestasi gemilang.