UMKM di Jawa Tengah menunjukkan kinerja positif di tengah ketidakpastian ekonomi global. Keberhasilan ini terutama didorong oleh penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan pembiayaan Ultra Mikro (UMi) yang didukung penuh oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Hingga 30 April 2025, penyaluran KUR di Jawa Tengah mencapai angka yang signifikan, yaitu Rp14,61 triliun, yang telah menjangkau lebih dari 291 ribu debitur. Sektor perdagangan besar dan eceran menjadi sektor yang paling banyak menerima manfaat dari program ini.
Kabupaten Pati tercatat sebagai penerima KUR terbesar dengan total penyaluran lebih dari Rp882 miliar. Sementara itu, pembiayaan UMi juga mengalami pertumbuhan yang signifikan, mencapai Rp146,05 miliar, yang disalurkan kepada lebih dari 28 ribu pelaku usaha. Kabupaten Jepara menjadi daerah dengan penerima manfaat terbesar dari program UMi, yaitu sebesar Rp18,01 miliar.
Dampak Positif KUR dan UMi bagi Ekonomi Jawa Tengah
Program KUR dan UMi bukan hanya sekadar suntikan modal bagi UMKM, tetapi juga merupakan strategi kunci dalam menjaga daya beli masyarakat. Dengan akses pembiayaan yang lebih mudah, UMKM dapat meningkatkan produksi dan ekspansi bisnisnya. Hal ini berdampak pada peningkatan lapangan kerja dan pemerataan ekonomi di Jawa Tengah.
Lebih jauh, keberhasilan program ini juga berkontribusi pada peningkatan pendapatan daerah. UMKM yang berkembang pesat akan berkontribusi lebih besar pada pendapatan pajak daerah, yang pada akhirnya dapat digunakan untuk pembangunan infrastruktur dan program-program sosial lainnya.
Analisis Sektoral Penerima KUR
Dominasi sektor perdagangan besar dan eceran dalam penerima KUR menunjukkan pentingnya peran sektor ini dalam perekonomian Jawa Tengah. Hal ini perlu dikaji lebih lanjut untuk memahami potensi dan tantangan yang dihadapi sektor ini. Apakah dominasi ini mengindikasikan adanya kesenjangan akses pembiayaan pada sektor lain?
Penting juga untuk menganalisis bagaimana distribusi KUR dan UMi di berbagai kabupaten/kota di Jawa Tengah. Apakah ada kesenjangan akses pembiayaan antara daerah yang lebih maju dan daerah tertinggal? Studi lebih lanjut dibutuhkan untuk memastikan pemerataan manfaat program ini.
Peran APBN dalam Mendukung UMKM
APBN memegang peran sentral sebagai penggerak utama dalam keberhasilan program KUR dan UMi di Jawa Tengah. Hingga akhir April 2025, realisasi belanja negara di Jawa Tengah mencapai Rp33,23 triliun atau 31,21 persen dari pagu anggaran. Angka ini menunjukkan komitmen pemerintah pusat dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
Belanja negara tersebut dialokasikan pada dua pos utama, yaitu Belanja Kementerian/Lembaga (Rp8,37 triliun) dan Transfer ke Daerah (TKD) sebesar Rp24,85 triliun. TKD yang mencapai lebih dari 72 persen dari total pendapatan daerah menunjukkan sinergi yang kuat antara pemerintah pusat dan daerah dalam menjalankan program pembangunan.
Tantangan dan Peluang di Masa Mendatang
Meskipun menunjukkan hasil positif, perlu ada evaluasi dan perbaikan berkelanjutan agar program KUR dan UMi dapat mencapai dampak yang lebih optimal. Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah peningkatan literasi keuangan bagi pelaku UMKM agar mereka dapat memanfaatkan pembiayaan dengan efektif dan efisien.
Selain itu, perlu juga dikaji lebih lanjut bagaimana strategi untuk mendorong sektor-sektor lain selain perdagangan besar dan eceran untuk lebih banyak mengakses program KUR dan UMi. Diversifikasi sektor penerima manfaat akan memperkuat ketahanan ekonomi Jawa Tengah secara keseluruhan.
Ke depan, kolaborasi yang lebih erat antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga keuangan, dan para pelaku UMKM sangat penting untuk memastikan keberlanjutan dan keberhasilan program-program pembiayaan ini. Dengan demikian, perekonomian Jawa Tengah akan semakin kuat dan tahan terhadap goncangan ekonomi global.
Realisasi belanja negara dan penerimaan negara di Jawa Tengah menunjukkan pengelolaan fiskal yang sehat dan responsif terhadap tantangan ekonomi. Surplus sebesar Rp2,13 triliun menjadi indikator positif dalam hal ini. Hal ini perlu dipertahankan dan ditingkatkan di masa mendatang.
Kesimpulannya, keberhasilan penyaluran KUR dan UMi di Jawa Tengah menunjukkan dampak positif bagi perekonomian daerah. Namun, perlu adanya evaluasi dan strategi berkelanjutan untuk memastikan pemerataan manfaat dan peningkatan daya saing UMKM di masa depan.
Editor: Modesta Fiska