Tahun 2025 diramalkan sebagai tahun keberuntungan bagi para pecinta burung perkutut, terutama yang memiliki perkutut lokal katuranggan dengan ciri-ciri khusus. Dalam kepercayaan Jawa, beberapa jenis perkutut katuranggan tak hanya diyakini membawa rezeki, tetapi juga memiliki kemampuan mistis, salah satunya adalah kemampuan untuk berubah wujud menjadi ular.
Kepercayaan ini, meskipun terkesan sebagai mitos, masih dianut kuat oleh sebagian masyarakat. Banyak yang meyakini kebenarannya dan menganggapnya sebagai pertanda keberuntungan yang luar biasa. Namun, penting untuk diingat bahwa ini hanyalah kepercayaan turun-temurun dan belum tentu memiliki dasar ilmiah.
Lima Jenis Perkutut Katuranggan yang Dipercaya Bisa Berubah Menjadi Ular
Berikut lima jenis perkutut katuranggan yang dipercaya dapat berubah menjadi ular, berdasarkan informasi yang beredar di masyarakat:
1. Perkutut Larasati
Perkutut Larasati memiliki ciri khas bulu ekor berwarna kuning cerah. Konon, burung ini dapat berubah menjadi ular pada hari Kamis Wage sekitar pukul 12 malam. Perubahannya sangat cepat, hanya berlangsung 2-3 detik. Kepercayaan ini menekankan bahwa hanya perkutut Larasati yang berasal dari alam liar, bukan hasil ternakan, yang memiliki kemampuan ini.
2. Perkutut Punden
Sesuai namanya, perkutut Punden berasal dari tempat-tempat keramat atau punden. Burung ini dipercaya sebagai peliharaan makhluk gaib dan memiliki ikatan spiritual dengan pemiliknya. Jika weton pemilik cocok dengan burung ini, konon perkutut Punden akan datang sendiri ke rumah. Perubahannya menjadi ular dipercaya terjadi pada hari Selasa Pahing, tepat pukul 12 malam, dengan durasi 5-7 detik.
3. Perkutut Mujur
Berbeda dengan dua jenis sebelumnya, perkutut Mujur tidak sepenuhnya berubah wujud menjadi ular. Pada hari Kamis Pon pukul 3 pagi, burung ini akan mengeluarkan suara desisan seperti ular dan bergerak meliuk-liuk menyerupai ular. Aksi ini berlangsung sekitar 4-7 detik dan dapat berulang hingga menjelang subuh.
4. Perkutut Korowelang
Jenis ini sangat langka. Perkutut Korowelang memiliki ciri khas ekor yang menyerupai ular welang. Uniknya, burung ini bersarang di tanah berumput, bukan di pohon. Perubahannya menjadi ular konon terjadi pada hari Sabtu Legi di malam hari, dengan durasi 2-5 detik.
5. Perkutut Sriwiti
Perkutut Sriwiti memiliki ciri khas leher panjang yang melengkung seperti ular kobra. Burung ini dikenal tenang dan sering berdiam diri, seperti patung dengan sorot mata tajam. Dipercaya dapat berubah menjadi ular kobra pada hari Senin Kliwon di malam hari, dengan durasi perubahan hanya 1-5 detik.
Syarat Utama: Asli dari Alam dan Kecocokan Weton
Kepercayaan ini menekankan pentingnya asal usul perkutut. Kelima jenis perkutut tersebut haruslah asli dari alam liar dan datang sendiri karena kecocokan weton dengan pemiliknya. Perkutut hasil tangkapan atau ternakan tidak dipercaya memiliki kemampuan mistis tersebut dan tidak akan membawa rezeki seperti yang diyakini.
Mitos tentang perkutut katuranggan ini memang menarik dan penuh misteri. Namun, penerimaan terhadap mitos tersebut sepenuhnya bergantung pada kepercayaan masing-masing individu. Penting untuk tetap berpikiran terbuka dan kritis dalam menanggapi kepercayaan semacam ini.
Informasi Tambahan Mengenai Perkutut Katuranggan
Selain lima jenis di atas, masih banyak lagi jenis perkutut katuranggan lainnya yang dipercaya memiliki kekuatan dan keistimewaan tersendiri. Masing-masing jenis memiliki ciri fisik dan karakteristik unik yang membedakannya. Ciri-ciri fisik ini seringkali dikaitkan dengan sifat-sifat dan keberuntungan yang dibawanya bagi pemiliknya. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkaji secara mendalam kebenaran dari kepercayaan ini.
Perawatan perkutut katuranggan juga dipercaya mempengaruhi keberuntungan yang dibawanya. Perawatan yang baik dan penuh kasih sayang dipercaya akan meningkatkan keberuntungan pemiliknya. Sebaliknya, perawatan yang buruk dapat mengurangi keberuntungan atau bahkan mendatangkan kesialan, menurut kepercayaan tersebut. Aspek perawatan ini juga beragam dan kompleks, bergantung pada jenis perkutut dan kepercayaan masing-masing pemilik.
Kepercayaan terhadap perkutut katuranggan merupakan bagian dari kekayaan budaya Jawa yang perlu dilestarikan. Meskipun belum tentu memiliki dasar ilmiah, kepercayaan ini memberikan warna tersendiri dalam kehidupan masyarakat Jawa dan menunjukkan kearifan lokal yang unik. Namun, penting bagi kita untuk selalu bersikap bijak dan tidak terlalu bergantung pada hal-hal yang bersifat mistis.
Sebagai penutup, perlu diingat bahwa kepercayaan terhadap kemampuan mistis perkutut katuranggan adalah sebuah kepercayaan dan keyakinan pribadi. Tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim tersebut. Namun demikian, kepercayaan ini tetap memiliki nilai budaya dan sejarah yang penting dalam masyarakat Jawa.