Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Denpasar, Bali, telah kembali beroperasi normal sejak Rabu malam, 18 Juni. Hal ini menandai berakhirnya gangguan penerbangan yang disebabkan oleh erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.
Lebih dari 80 penerbangan, baik domestik maupun internasional, sempat dibatalkan pada Rabu karena abu vulkanik yang disebabkan erupsi tersebut. Pembatalan tersebut berdampak signifikan pada jadwal penerbangan berbagai maskapai, mengakibatkan ketidaknyamanan bagi banyak penumpang.
Dampak Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki terhadap Penerbangan di Bali
Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki menyebabkan penyebaran abu vulkanik yang cukup luas, mengganggu visibilitas dan membahayakan keselamatan penerbangan. Akibatnya, otoritas bandara terpaksa membatalkan sejumlah penerbangan untuk memastikan keselamatan penumpang dan pesawat.
Maskapai yang terdampak termasuk penerbangan internasional menuju dan dari Australia (Perth, Sydney, Adelaide, Melbourne), Singapura, serta beberapa rute domestik. Penerbangan dari berbagai negara seperti Malaysia, Australia, Singapura, Vietnam, dan China pun ikut tertunda atau dibatalkan.
Keadaan ini menimbulkan kekhawatiran akan kerugian ekonomi, khususnya bagi sektor pariwisata Bali yang sangat bergantung pada sektor penerbangan. Banyak wisatawan yang terdampar dan terpaksa menunda perjalanan mereka.
Pemulihan Penerbangan dan Operasional Bandara
Pihak pengelola Bandara I Gusti Ngurah Rai bekerja keras untuk memulihkan operasional bandara secepat mungkin. Setelah dilakukan pembersihan dan evaluasi, penerbangan secara bertahap kembali beroperasi normal pada Rabu malam.
Penerbangan domestik seperti rute Cengkareng-Labuan Bajo dan Semarang menjadi yang pertama pulih. Kemudian disusul penerbangan internasional ke Australia dan Singapura. Pihak bandara juga memastikan penerbangan yang sebelumnya dibatalkan akan dijadwal ulang dan diberangkatkan kembali.
Meskipun operasional telah kembali normal, pihak bandara tetap mengimbau kepada calon penumpang untuk selalu mengecek kembali jadwal penerbangan mereka kepada masing-masing maskapai penerbangan. Hal ini penting untuk memastikan tidak ada perubahan jadwal mendadak.
Langkah-langkah Antisipasi di Masa Mendatang
Kejadian ini menyoroti pentingnya koordinasi yang baik antara otoritas bandara, badan meteorologi, dan maskapai penerbangan dalam menghadapi ancaman erupsi gunung berapi. Sistem peringatan dini yang efektif dan rencana kontingensi yang komprehensif sangat krusial untuk meminimalkan dampak gangguan penerbangan di masa mendatang.
Selain itu, perlu adanya peningkatan infrastruktur dan teknologi yang mampu mendeteksi dan memprediksi penyebaran abu vulkanik secara akurat. Dengan demikian, tindakan antisipasi dapat dilakukan lebih cepat dan tepat, sehingga mengurangi dampak negatif terhadap operasional penerbangan dan perekonomian.
Pemerintah juga perlu memikirkan strategi mitigasi bencana yang lebih terpadu untuk mengurangi risiko kerugian ekonomi dan sosial yang diakibatkan oleh erupsi gunung berapi. Hal ini termasuk penyediaan asuransi dan kompensasi bagi para pelaku usaha yang terdampak.
Artikel Terkait
Terkini
Editor: Latu Ratri Mubyarsah