Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, memproyeksikan pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Jumat. Sentimen global, terutama ketegangan antara Iran dan Israel di Timur Tengah, menjadi faktor utama penyebabnya. Pembukaan perdagangan Jumat menunjukkan IHSG melemah 20,36 poin (0,29 persen) ke posisi 6.948,28.
Ketidakpastian akibat konflik ini menjadi musuh utama pasar. Selama dua pekan ke depan, IHSG diperkirakan akan masih ragu untuk menguat. Pasar obligasi juga akan terpengaruh, meskipun penurunannya diperkirakan lebih terbatas karena memiliki risiko yang lebih rendah. Potensi penguatan IHSG terbuka, namun akan sangat tipis hingga ketidakpastian mereda.
Presiden AS, Donald Trump, sedang mempertimbangkan kemungkinan serangan terhadap Iran. Hal ini meningkatkan potensi eskalasi konflik dalam dua minggu mendatang. Tujuan Trump adalah menghentikan pengayaan uranium Iran dan mencegah Iran memperoleh senjata nuklir. Namun, jika Iran membuka ruang untuk diplomasi, Trump berpotensi memanfaatkannya untuk negosiasi.
Pihak AS telah bersiap menghadapi kemungkinan serangan dari Iran. Ini menunjukkan kemungkinan keterlibatan AS dalam konflik, yang berpotensi menjadi perang besar jika Iran juga menyerang AS. Pemerintahan Eropa, di sisi lain, mendorong upaya diplomasi untuk meredakan ketegangan.
Upaya Diplomasi Internasional
Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, menyerukan kepada Trump untuk melakukan perundingan. Menteri Luar Negeri Inggris, David Lammy, bersama rekan-rekannya dari Prancis dan Jerman, berencana bertemu dengan Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, di Jenewa untuk pembicaraan.
Dari kawasan Asia, Penasihat diplomatik Presiden Uni Emirat Arab, Anwar Gargash, juga meminta dilakukannya upaya diplomasi. Semua upaya ini menekankan pentingnya solusi damai dan menghindari eskalasi konflik yang lebih besar.
Kekuasaan Ali Khamenei dan Implikasinya
Di Iran sendiri, Ali Khamenei, Pemimpin Tertinggi Iran, memegang kekuasaan tertinggi dalam hierarki politik dan keagamaan sejak 1989. Kekuasaannya sangat luas, termasuk mengontrol militer, menunjuk kepala lembaga penting, memiliki hak veto atas kebijakan pemerintah, hingga menentukan arah kebijakan luar negeri dan nuklir Iran.
Persahabatan erat antara Ali Khamenei dan Presiden Iran, Ebrahim Raisi, memperkuat keseragaman ideologi dan kebijakan. Hal ini perlu diperhatikan karena dapat mempengaruhi keputusan Iran dalam menghadapi tekanan internasional.
Dampak Domestik: Rendahnya Realisasi Belanja Pemerintah
Di dalam negeri, realisasi belanja pemerintah pusat hingga Mei 2025 hanya mencapai Rp 694,2 triliun (25,7 persen dari total pagu Rp 2.701,4 triliun). Ini merupakan angka terendah dalam lima tahun terakhir untuk periode Januari-Mei, jauh di bawah rata-rata 30 persen pada tahun-tahun sebelumnya.
Rendahnya realisasi belanja pemerintah berdampak signifikan pada pertumbuhan ekonomi. Belanja pemerintah berperan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi melalui proyek-proyek padat karya dan modal yang menyerap tenaga kerja dan meningkatkan konsumsi rumah tangga. Kondisi ini menambah tantangan bagi perekonomian Indonesia.
Pergerakan Pasar Saham Global
Pasar saham Eropa kompak melemah pada Kamis (19 Juni 2025). Indeks FTSE 100 Inggris turun 0,58 persen, Euro Stoxx 50 melemah 1,33 persen, DAX Jerman turun 1,12 persen, dan CAC Prancis turun 1,34 persen. Bursa saham AS di Wall Street tutup karena libur Juneteenth.
Kondisi pasar global yang kurang menguntungkan ini menambah tekanan terhadap IHSG. Pelemahan di bursa-bursa saham utama dunia dapat berdampak negatif pada investor dan menyebabkan penurunan minat investasi di IHSG. Situasi ini memerlukan kewaspadaan dan strategi investasi yang tepat.
Analisis Lebih Lanjut
Perlu dipertimbangkan faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi IHSG, seperti pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, harga komoditas global, dan sentimen investor domestik. Analisis yang lebih mendalam dibutuhkan untuk memprediksi pergerakan IHSG ke depan.
Kesimpulannya, IHSG diprediksi akan melemah dalam waktu dekat karena ketidakpastian global yang tinggi. Situasi geopolitik di Timur Tengah dan rendahnya realisasi belanja pemerintah menjadi faktor utama yang perlu diperhatikan. Investor perlu waspada dan mempertimbangkan strategi investasi yang tepat untuk meminimalkan risiko.