Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) menyampaikan pesan penting kepada atlet Pelatnas Cipayung, khususnya mereka yang telah berlatih selama lima tahun atau lebih. Prestasi dan pencapaian menjadi tolak ukur utama dalam menilai perkembangan pemain.
Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PP PBSI, Eng Hian, menekankan pentingnya evaluasi yang tegas dan adil bagi semua atlet. Sistem penilaian ini dinilai krusial untuk meningkatkan kualitas dan prestasi atlet secara keseluruhan.
Banyak atlet Pelatnas PBSI telah berlatih di Cipayung dalam jangka waktu yang cukup lama. Beberapa nama yang menonjol antara lain Anthony Sinisuka Ginting, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, Leo Rolly Carnando/Bagas Maulana, Daniel Marthin/Shohibul Fikri, Apriyani Rahayu, Siti Fadia Silva Ramadhanti, dan Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari.
Pencapaian yang Kurang Memuaskan
Meskipun atlet-atlet tersebut merupakan pemain utama di sektor masing-masing, belum semua menunjukkan prestasi gemilang. Hal ini menjadi sorotan tajam, mengingat prestasi bulu tangkis Indonesia belum begitu memuaskan hingga pertengahan tahun.
Indonesia baru meraih dua gelar turnamen BWF World Tour 2025, keduanya di level Super 300. Gelar tersebut diraih oleh Lanny Tria Mayasari/Siti Fadia Silva Ramadhanti di Thailand Masters 2025 dan Jafar Hidayatullah/Felisha Alberta Nathaniel Pasaribu di Taiwan Open 2025.
Lebih memprihatinkan lagi, Indonesia belum meraih satu pun gelar di turnamen BWF level Super 500 ke atas. Prestasi terbaik hanyalah runner-up di All England 2025 (Leo Rolly Carnando/Bagas Maulana) dan Indonesia Open 2025 (Sabar Karyaman Gutama/Moh Reza Pahlevi Isfahani), di mana pasangan terakhir bukan merupakan anggota Pelatnas PBSI.
Langkah Strategis PBSI untuk Meningkatkan Prestasi
Menurunnya prestasi ini mendorong PBSI untuk melakukan evaluasi menyeluruh. Kabid Binpres PBSI, Eng Hian, telah merumuskan dua langkah strategis untuk meningkatkan performa atlet.
Perbaikan Program Latihan dan Komunikasi
Pertama, pelatih diminta untuk menemukan program latihan dan pola komunikasi yang lebih efektif, terutama bagi atlet-atlet utama. Hal ini mencakup aspek teknik, fisik, mental, dan strategi pertandingan.
Pelatih harus mampu membangun hubungan yang baik dengan atlet, memahami karakter dan kebutuhan masing-masing atlet, serta memberikan dukungan dan motivasi yang tepat. Komunikasi yang efektif sangat krusial untuk memastikan atlet memahami tujuan latihan dan arahan pelatih.
Penyesuaian Strategi Pengiriman Turnamen
Kedua, pelatih harus menyusun program pengiriman turnamen yang sesuai dengan kemampuan dan level atlet. Target utamanya adalah meraih gelar juara, bukan hanya sekadar partisipasi.
Eng Hian juga menekankan pentingnya keberanian pelatih untuk menurunkan level turnamen bagi atlet yang kesulitan bersaing di level atas. Hal ini bertujuan untuk mengevaluasi kemampuan atlet dan membangun kepercayaan diri sebelum kembali bertarung di level yang lebih tinggi.
Dengan menurunkan level, atlet dapat memperoleh pengalaman dan kepercayaan diri yang lebih baik. Mereka juga bisa mengasah kemampuan dan strategi mereka tanpa tekanan berlebih dari persaingan di level atas.
Kesimpulan
PBSI mengambil langkah tegas untuk meningkatkan prestasi bulu tangkis Indonesia. Evaluasi yang objektif, perbaikan program latihan, dan strategi pengiriman turnamen yang tepat diharapkan dapat membuahkan hasil positif di masa mendatang. Keberanian pelatih dalam mengambil keputusan juga menjadi kunci keberhasilan strategi ini.
Selain itu, dukungan penuh dari semua pihak, termasuk sponsor, penggemar, dan media, sangat penting untuk memotivasi atlet dan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi peningkatan prestasi. Perlu diingat bahwa kesuksesan tidak hanya bergantung pada bakat individu, melainkan juga pada kerja keras, strategi yang tepat, dan dukungan tim yang solid.
Tags
Editor: Hendra Eka