PCINU Jerman Jalin Kerja Sama Lintas Iman Bangun Nusantara Islamic Center

Playmaker

PCINU Jerman resmi meluncurkan Nusantara Islamic Center (NUIC) pada Sabtu, 7 Juni 2025, dalam sebuah acara Halalbihalal yang meriah. Lebih dari 150 warga Indonesia di Düsseldorf hadir dalam acara puncak rangkaian “Gebyar Dzulhijjah 1446 H” yang berlangsung selama dua hari tersebut.

Peluncuran NUIC ditandai dengan seremoni simbolik yang unik dan berkesan. Prosesi tabuhan rebana dipimpin bersama oleh enam tokoh representatif dari berbagai elemen komunitas Indonesia di Jerman.

Keenam tokoh tersebut adalah Miftah El Azmi (Ketua Tanfidziyah PCINU Jerman), Habib Husein Al Kaff (Wakil Rois Syuriah PCINU Jerman), Antonius Yudi Triantoro (Konsul Jenderal RI Frankfurt), Yudhi Rahadian (CEO Techbros), Vinsensius Adi Gunawan (Komunitas Katolik Indonesia di Köln), dan Andar Parlindungan Pasaribu (United Evangelical Mission). Kolaborasi lintas sektor ini menjadi bukti nyata komitmen NUIC untuk membangun jembatan antar budaya dan agama.

NUIC: Inisiatif Kolaboratif untuk Diaspora Indonesia di Jerman

NUIC merupakan buah dari kerja sama PCINU Jerman, Pengurus NU di Nordrhein-Westfalen (NRW), dan perusahaan teknologi Techbros. Gagasan ini muncul sebagai respon terhadap kebutuhan riil komunitas diaspora Indonesia di Jerman yang membutuhkan wadah untuk mengembangkan budaya keislaman dan keindonesiaan.

Muhammad Nida Fadlan, Ketua LTN PCINU Jerman, menjelaskan bahwa NUIC bertujuan untuk mengisi kekosongan akan tempat ibadah bernuansa Indonesia, pusat pendidikan pemuda, sarana pelestarian budaya, dan sebagai penghubung integrasi dengan masyarakat Jerman. Sebagai mahasiswa doktoral kajian Islam Indonesia di University of Cologne, Nida Fadlan memahami pentingnya keberadaan NUIC bagi pengembangan komunitas.

Ke depannya, seluruh aktivitas NUIC akan berpusat di kantor Techbros di Düsseldorf. Hal ini menunjukkan komitmen nyata dari mitra kolaborasi untuk mendukung keberlangsungan NUIC.

Empat Pilar NUIC: Menjembatani Keislaman dan Kebangsaan

Secara filosofis, NUIC berlandaskan pada ajaran Islam rahmatan lil alamin, yang diwujudkan melalui empat pilar utama. Empat pilar tersebut adalah berpegang teguh pada akidah Ahlussunnah wal Jamaah, bersikap moderat dan adil, menjunjung tinggi toleransi antar umat beragama, dan beroperasi sebagai lembaga sosial non-partisan.

Komitmen NUIC terhadap moderasi dan toleransi mendapat apresiasi luas dari berbagai pihak. Dukungan tersebut datang dari Konsul Jenderal RI Frankfurt, perwakilan komunitas Katolik, dan perwakilan United Evangelical Mission, yang mengakui pentingnya kerja sama antar agama dan budaya untuk menciptakan masyarakat yang harmonis.

Dukungan Lintas Agama dan Pemerintah

Antonius Yudi Triantoro, Konsul Jenderal RI Frankfurt, menyatakan bahwa pendekatan moderat NUIC akan mempermudah kerja sama dengan KJRI dalam menjaga keberagaman masyarakat Indonesia di Jerman. Beliau menganggap NUIC sebagai mitra strategis yang penting.

Vinsensius Adi Gunawan, perwakilan Komunitas Katolik Indonesia di Köln, menekankan pentingnya persaudaraan sosial di atas perbedaan teologi. Ia menyampaikan kesiapan untuk berkolaborasi dengan NUIC.

Hal senada disampaikan oleh Andar Parlindungan Pasaribu dari United Evangelical Mission, yang merasakan kenyamanan dan tidak adanya sekat dalam berdiskusi dan berkolaborasi dengan Nahdlatul Ulama. Mereka siap bekerja sama untuk mendukung program-program NUIC.

Acara Halalbihalal: Mempererat Ukhuwah Islamiyah dan Wathoniyah

Acara Halalbihalal tidak hanya diisi dengan peluncuran NUIC, tetapi juga dengan kegiatan keagamaan seperti pembacaan Maulid Simtudduror dan tausyiah. Kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat ikatan persaudaraan baik secara keagamaan maupun kebangsaan di kalangan diaspora Indonesia di Jerman.

Habib Husein Al Kaff, Wakil Rois Syuriah PCINU Jerman, menekankan bahwa acara tersebut merupakan momentum untuk memperkuat ukhuwah Islamiyah dan ukhuwah wathoniyah. Hal ini sejalan dengan tujuan NUIC untuk mempersatukan dan memperkuat komunitas Indonesia di Jerman.

Peluncuran NUIC menjadi tonggak sejarah bagi diaspora Indonesia di Jerman. Semoga NUIC dapat menjadi pusat pengembangan budaya keislaman dan keindonesiaan yang bermanfaat bagi komunitas dan masyarakat Jerman secara luas.

Inisiatif ini juga diharapkan dapat menjadi contoh bagi komunitas diaspora Indonesia lainnya di berbagai negara untuk membangun pusat-pusat kebudayaan dan keagamaan yang inklusif dan moderat. Keberadaan NUIC akan semakin memperkuat citra positif Indonesia di mata internasional.

Popular Post

Berita

Kesepakatan Dagang AS-Tiongkok: Detail Perjanjian dan Strategi Implementasinya

Presiden Donald Trump menyatakan kepuasannya atas kesepakatan dagang baru antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok. Ia menyebutnya sebagai “kesepakatan hebat” ...

Eksbis

Ekosistem Logistik Haji: Pilar Penguatan Ekonomi Umat Indonesia

Indonesia perlu membangun ekosistem logistik pangan berbasis produk dalam negeri untuk mendukung penyelenggaraan ibadah haji. Hal ini disampaikan oleh Anggota ...

Olahraga

Jejak Jude Bellingham Dilanjutkan: Jobe Bellingham Bersinar di Dortmund

Jobe Bellingham, adik dari bintang Real Madrid Jude Bellingham, resmi bergabung dengan Borussia Dortmund. Ia mengikuti jejak sang kakak dengan ...

Gaya Hidup

Rahasia Memilih Merpati Balap Juara: 7 Tips Jitu & Prospek Cerah

Burung merpati, khususnya merpati balap, telah menjadi hobi populer di Indonesia. Kepopulerannya didukung oleh adanya berbagai lomba adu kecepatan yang ...

Berita

Koalisi Ojol Nasional Tolak Konvensi ILO: Empat Petisi Ditetapkan

Sidang Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) di Jenewa menghasilkan sebuah konvensi yang menetapkan pekerja online sebagai pekerja dengan hak-hak yang melekat. ...

Teknologi

Rahasia Ayah Naruto Terungkap: Kuasai Kuis Akademi Ninja MLBB X Naruto

Kuis Akademi Ninja MLBB X Naruto sedang ramai diperbincangkan. Kolaborasi menarik antara Mobile Legends: Bang Bang (MLBB) dan serial anime ...