Tujuh pesawat pembom siluman B-2 Spirit milik Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) baru-baru ini kembali ke pangkalan mereka di Whiteman Air Force Base, Missouri. Misi mereka? Menyerang tiga fasilitas nuklir utama Iran dalam operasi yang disebut “Operasi Midnight Hammer”.
Operasi ini, yang dipimpin oleh Jenderal Dan Caine, Ketua Kepala Staf Gabungan, disebut sebagai operasi tempur B-2 terbesar dalam sejarah AS. Ketujuh pesawat tersebut menjatuhkan total 14 bom penghancur bunker dalam waktu kurang dari 30 menit.
Operasi Midnight Hammer: Serangan Presisi terhadap Fasilitas Nuklir Iran
Operasi Midnight Hammer melibatkan lebih dari 125 pesawat AS, termasuk jet tempur, pesawat pengisian bahan bakar, dan pesawat pengintai. Selain tujuh B-2 Spirit, kelompok B-2 lain dikirim sebagai umpan untuk mengelabui pertahanan Iran.
Setiap B-2 membawa dua bom GBU-57 Massive Ordnance Penetrator (MOP). Bom ini dirancang khusus untuk menghancurkan target bawah tanah yang terlindungi dengan baik, seperti fasilitas nuklir di Fordo, Natanz, dan Isfahan.
Citra satelit pasca-serangan menunjukkan kerusakan signifikan di ketiga lokasi tersebut. Di Fordo, terlihat kawah besar di atas kompleks bawah tanah. Sementara itu, foto dari Maxar Technologies menunjukkan kerusakan parah pada bangunan-bangunan di Natanz dan Isfahan, termasuk pabrik pengayaan bahan bakar.
Presiden Trump sendiri menyatakan pujiannya atas keberhasilan misi tersebut melalui unggahan di media sosial.
B-2 Spirit: Kemampuan dan Spesifikasi Pesawat Pembom Siluman
B-2 Spirit merupakan pesawat pembom siluman yang menjadi tulang punggung serangan strategis AS. Julukan “Stealth Bomber” disematkan karena kemampuannya untuk menyusup ke wilayah musuh tanpa terdeteksi radar.
Desain sayap terbang dan material penyerap radar membuat B-2 Spirit hampir tidak terlihat oleh sistem pertahanan udara.
Keunggulan B-2 Spirit:
- Jangkauan Global: Mampu terbang sejauh 11.000 km tanpa pengisian bahan bakar, dan lebih dari 19.000 km dengan pengisian bahan bakar di udara.
- Muatan Berat: Dapat membawa hingga 18 ton senjata konvensional atau nuklir, termasuk bom pintar JDAM, rudal, dan bom bunker seperti GBU-57.
- Siluman Canggih: Teknologi siluman generasi lanjut memastikan pesawat ini mampu menembus sistem pertahanan udara yang paling canggih sekalipun.
- Pesawat Serangan Strategis: Sering menjadi pesawat pertama yang dikerahkan dalam serangan untuk melumpuhkan pertahanan musuh.
Selain kemampuan silumannya, B-2 Spirit juga dilengkapi dengan sistem avionik dan komunikasi terenkripsi mutakhir. Hal ini memastikan koordinasi misi yang tepat dan presisi, bahkan saat beroperasi jauh di wilayah musuh.
Implikasi Strategis Operasi Midnight Hammer
Operasi Midnight Hammer menunjukkan kapabilitas militer AS dalam melancarkan serangan presisi terhadap target yang dilindungi dengan baik. Serangan ini juga berdampak signifikan terhadap program nuklir Iran.
Serangan ini memicu reaksi internasional yang beragam, dengan beberapa negara mengutuk tindakan tersebut sementara yang lain memujinya sebagai upaya untuk mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir.
Keberhasilan operasi ini, meskipun menimbulkan kontroversi, menegaskan dominasi teknologi militer AS dan kemampuannya untuk melancarkan serangan jarak jauh dengan tingkat akurasi yang tinggi. Namun, dampak jangka panjang operasi ini terhadap stabilitas regional masih perlu dipantau.
Kemampuan B-2 Spirit dan keberhasilan Operasi Midnight Hammer menjadi bukti kapabilitas militer AS yang luar biasa dalam melakukan serangan presisi. Namun, peristiwa ini juga menyoroti kompleksitas dan konsekuensi dari tindakan militer di wilayah yang bergejolak seperti Timur Tengah.