Planet Raksasa Mengelilingi Bintang Katai: Temuan Mengejutkan Astronom

Playmaker

Para astronom baru-baru ini menemukan sebuah planet raksasa gas yang mengelilingi bintang kecil bernama TOI-6894. Ukuran planet ini sebanding dengan Saturnus, sangat mengejutkan mengingat ukuran bintang induknya yang jauh lebih kecil. Bintang TOI-6894 hanya memiliki massa 21 persen dari Matahari kita.

Planet raksasa ini terletak sekitar 240 tahun cahaya dari Bumi, di rasi bintang Leo. Penemuan ini menantang teori pembentukan planet yang ada. Teori tersebut menyatakan bahwa bintang kecil seperti TOI-6894 hanya mampu membentuk planet-planet kecil berbatu, seukuran Bumi atau Mars. Keberadaan planet gas raksasa ini menunjukkan kemungkinan adanya mekanisme pembentukan planet yang belum kita pahami sepenuhnya.

Misteri Pembentukan Planet di Sistem Bintang Kecil

Pertanyaan besar muncul: bagaimana bintang sekecil itu bisa membentuk planet sebesar Saturnus? Edward Bryant, astronom dari University of Warwick dan penulis utama studi yang diterbitkan di jurnal Nature Astronomy, menyatakan ketidaktahuan para ilmuwan terhadap mekanisme pembentukan planet ini. Para peneliti masih belum memiliki jawaban pasti atas fenomena ini.

Teori pembentukan planet konvensional berpusat pada runtuhnya awan gas dan debu raksasa, membentuk bintang dan sisa materi yang berputar membentuk cakram protoplanet. Planet-planet kemudian terbentuk dari cakram ini. Namun, bintang yang lebih kecil memiliki lebih sedikit materi di cakram protoplanetnya, sehingga pembentukan planet besar menjadi sangat tidak mungkin.

Vincent Van Eylen, ilmuwan exoplanet dari University College London, menjelaskan bahwa untuk membentuk planet raksasa gas dibutuhkan inti besar yang terbentuk dengan cepat dan langsung menyerap gas di sekitarnya. Bintang kecil, menurut teori yang ada, tidak memiliki massa dan waktu yang cukup untuk proses ini. Penemuan TOI-6894 dan planetnya mengubah pandangan ini.

Karakteristik Planet Raksasa dan Bintang Induknya

Meskipun planet ini lebih kecil dari bintangnya, perbedaan ukurannya jauh lebih kecil dibandingkan dengan sistem planet lainnya. Diameter TOI-6894 hanya 2,5 kali lebih besar daripada planetnya, sementara Matahari kita berdiameter 10 kali lebih besar dari Jupiter. Perbandingan ini cukup unik dan mengejutkan.

Planet tersebut mengorbit sangat dekat dengan bintangnya, hanya seperempat puluh jarak Bumi ke Matahari. Satu orbit planet ini hanya membutuhkan waktu tiga hari. Akibatnya, permukaan planet ini sangat panas, meskipun belum mencapai kategori “hot Jupiter”.

TOI-6894 merupakan bintang katai merah, jenis bintang yang paling umum dan terkecil di galaksi Bima Sakti. Penemuan ini menunjukkan bahwa mungkin ada banyak planet raksasa lain yang belum terdeteksi di sekitar bintang katai merah di galaksi kita.

Metode Penemuan dan Penelitian Lebih Lanjut

Penemuan planet ini merupakan hasil observasi gabungan dari teleskop NASA TESS (Transiting Exoplanet Survey Satellite) dan Very Large Telescope (VLT) di Chile. Para ilmuwan berencana untuk menggunakan James Webb Space Telescope untuk meneliti lebih detail struktur dan komposisi planet misterius ini.

Mereka menduga planet ini memiliki inti padat yang besar, diselimuti oleh gas hidrogen dan helium, mirip dengan Saturnus dan Jupiter. Namun, proses pembentukannya diperkirakan berbeda dan memerlukan penelitian lebih lanjut untuk mengungkapnya. Penemuan ini mendorong para astronom untuk merevisi pemahaman mereka tentang pembentukan planet dan membuka kemungkinan-kemungkinan baru dalam eksplorasi luar angkasa.

Implikasi Penemuan

Penemuan ini memiliki implikasi yang signifikan dalam pemahaman kita tentang pembentukan planet. Ia memaksa kita untuk mempertimbangkan kembali teori-teori yang telah lama dipegang teguh. Mungkin ada mekanisme pembentukan planet lain yang belum kita ketahui, yang memungkinkan planet raksasa terbentuk di sekitar bintang kecil.

Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami detail proses pembentukan planet ini. Data dari James Webb Space Telescope sangat diharapkan untuk memberikan wawasan baru. Penemuan ini juga menunjukkan betapa luas dan beragamnya alam semesta, dan masih banyak hal yang perlu dipelajari dan ditemukan.

Informasi Tambahan: Bintang Katai Merah

Karakteristik Bintang Katai Merah

Bintang katai merah adalah jenis bintang yang paling umum di galaksi Bima Sakti. Mereka memiliki massa yang jauh lebih kecil daripada Matahari, dan suhunya juga lebih rendah. Karena massa yang lebih kecil, bintang katai merah memiliki umur yang jauh lebih panjang daripada Matahari. Mereka juga memancarkan lebih sedikit cahaya daripada bintang-bintang lain. Ini membuat mereka lebih sulit dideteksi.

Potensi Kehidupan di Sistem Bintang Katai Merah

Meskipun kurangnya cahaya, penelitian masih terus dilakukan untuk menentukan apakah bintang katai merah bisa mendukung kehidupan. Zona layak huni di sekitar bintang katai merah lebih dekat daripada di sekitar bintang seperti matahari kita. Ini berarti planet-planet di zona layak huni dapat mengorbit lebih dekat ke bintangnya, dan potensi untuk kehidupan masih perlu diteliti lebih lanjut.

Tantangan dalam Mendeteksi Planet di Sekitar Bintang Katai Merah

Ukuran bintang katai merah yang kecil dan redup membuat pendeteksian planet di sekitarnya menjadi lebih sulit. Metode transit, yang digunakan untuk mendeteksi planet dengan mengamati penurunan cahaya bintang saat planet melintas di depannya, menjadi lebih sulit karena penurunan cahayanya lebih kecil.

Editor: Modesta Fiska

Popular Post

Berita

Kesepakatan Dagang AS-Tiongkok: Detail Perjanjian dan Strategi Implementasinya

Presiden Donald Trump menyatakan kepuasannya atas kesepakatan dagang baru antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok. Ia menyebutnya sebagai “kesepakatan hebat” ...

Eksbis

Ekosistem Logistik Haji: Pilar Penguatan Ekonomi Umat Indonesia

Indonesia perlu membangun ekosistem logistik pangan berbasis produk dalam negeri untuk mendukung penyelenggaraan ibadah haji. Hal ini disampaikan oleh Anggota ...

Olahraga

Jejak Jude Bellingham Dilanjutkan: Jobe Bellingham Bersinar di Dortmund

Jobe Bellingham, adik dari bintang Real Madrid Jude Bellingham, resmi bergabung dengan Borussia Dortmund. Ia mengikuti jejak sang kakak dengan ...

Gaya Hidup

Rahasia Memilih Merpati Balap Juara: 7 Tips Jitu & Prospek Cerah

Burung merpati, khususnya merpati balap, telah menjadi hobi populer di Indonesia. Kepopulerannya didukung oleh adanya berbagai lomba adu kecepatan yang ...

Berita

Koalisi Ojol Nasional Tolak Konvensi ILO: Empat Petisi Ditetapkan

Sidang Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) di Jenewa menghasilkan sebuah konvensi yang menetapkan pekerja online sebagai pekerja dengan hak-hak yang melekat. ...

Eksbis

Pisang dan Singkong: UMKM Naik Kelas Lewat Diversifikasi Produk Kreatif

Kelurahan Rowosari, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang memiliki potensi ekonomi lokal yang besar, terutama dari sektor pertanian. Wilayah ini terkenal dengan ...