Wacana pemakzulan Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka memanaskan suhu politik Indonesia. Situasi ini tak hanya menjadi sorotan di parlemen, namun juga menempatkan Presiden terpilih Prabowo Subianto dalam posisi yang sulit.
Pengamat politik Rocky Gerung menganalisis dinamika ini dalam sebuah diskusi. Ia melihat wacana pemakzulan Gibran sebagai sebuah ujian, bukan hanya bagi Gibran sendiri, tetapi terutama bagi Prabowo dan strategi politiknya.
Ujian Politik bagi Prabowo Subianto
Menurut Rocky Gerung, tekanan terhadap Prabowo Subianto sangat nyata. Meskipun secara formal wacana pemakzulan Gibran dibahas di DPR, inti permasalahan sebenarnya terletak pada bagaimana Prabowo meresponnya.
Keengganan Prabowo untuk secara terang-terangan menghentikan proses ini, meski DPR saat ini dipimpin oleh orang dekatnya, Sufmi Dasco Ahmad, menunjukkan sebuah strategi politik yang terukur dan penuh perhitungan.
Strategi Hati-hati Prabowo: Menunggangi Gelombang Opini
Rocky menilai Prabowo tengah memainkan strategi yang sangat hati-hati. Reaksi yang terburu-buru justru dapat menimbulkan kecurigaan publik.
Dengan membiarkan isu ini bergulir, Prabowo seakan menunggangi gelombang opini publik. Ia mengamati situasi dan menunggu momentum yang tepat untuk bertindak.
Hal ini juga dikaitkan dengan tekanan dari kelompok purnawirawan yang selama ini dikenal kritis terhadap pemerintahan Jokowi. Prabowo, menurut Rocky, terlihat akomodatif atau minimal adaptif terhadap tekanan dari kelompok ini.
Potensi Eskalasi dan Analogi 1998
Rocky memperkirakan proses pemakzulan Gibran bisa dimulai dalam waktu dekat. Jika gelombang penolakan terhadap Gibran menguat, DPR dapat bertindak cepat.
Ia bahkan memprediksi proses tersebut bisa dimulai minggu depan. Ini menjadi momentum bagi Prabowo untuk merespon tekanan publik melalui DPR.
Lebih jauh, Rocky mengingatkan bahwa dinamika ini berpotensi meniru peristiwa perubahan besar di masa lalu, seperti tahun 1998. Gelombang reformasi kala itu tidak sepenuhnya berasal dari lembaga formal negara.
Analisis Rocky Gerung memberikan gambaran kompleks tentang situasi politik Indonesia saat ini. Wacana pemakzulan Gibran bukan hanya sekadar isu parlemen, tetapi juga cerminan perebutan pengaruh dan pertarungan strategi politik di level elit.
Dinamika ini menunjukkan betapa rumitnya peta politik pasca-pemilu, dan bagaimana setiap langkah yang diambil oleh para aktor politik memiliki konsekuensi yang luas dan berdampak signifikan terhadap stabilitas negara.
Kemampuan Prabowo untuk menavigasi situasi ini dengan bijak akan menjadi kunci dalam menentukan arah politik Indonesia ke depan. Pengamatan Rocky Gerung memberikan perspektif yang menarik untuk dipahami lebih dalam.