Ketahanan pangan Indonesia menjadi sorotan. Tantangan global dan domestik mendesak kolaborasi lintas sektor untuk menciptakan sistem pangan yang berkelanjutan.
Pemerintah tidak bisa sendirian. Swasembada pangan membutuhkan peran aktif masyarakat sipil, dunia pendidikan, pelaku usaha, dan media.
Inovasi Digital untuk Ketahanan Pangan: Program Innovillage
PT Telkom Indonesia melalui program Innovillage mendorong digitalisasi dan pengembangan talenta digital. Program ini fokus pada inovasi yang berkaitan dengan ketahanan pangan.
Senior General Manager Social Responsibility Telkom, Hery Susanto, menekankan pentingnya inovasi sosial berbasis teknologi. Innovillage, katanya, bukan sekadar kompetisi, tetapi ekosistem kolaboratif yang berkelanjutan.
Program ini telah melahirkan inovasi nyata. Contohnya Semerbak-IoT dan Egg Pasteurize, bukti kapabilitas talenta muda Indonesia.
Tantangan Ketahanan Pangan di Indonesia
Indonesia masih mengimpor beras, gandum, dan gula dalam jumlah signifikan. Distribusi pangan juga tidak merata, 30% produksi terkonsentrasi di Pulau Jawa.
Ketergantungan impor mengancam stabilitas ekonomi dan sosial. Kondisi ini ironis mengingat Indonesia adalah negara agraris.
Pemerintah menargetkan swasembada pangan pada 2027. Namun, perubahan iklim, gejolak ekonomi global, dan alih fungsi lahan menjadi tantangan besar.
Solusi Inovatif dari Innovillage: Semerbak-IoT dan Egg Pasteurize
Semerbak-IoT, inovasi dari Universitas Telkom, membantu pemeliharaan bibit padi. Sistem monitoring cerdas berbasis IoT ini meningkatkan efisiensi budidaya padi.
Universitas Islam Malang menciptakan Photovoltaic Egg Pasteurize Electric Field. Mesin pasteurisasi telur berbasis energi surya ini memperpanjang umur simpan dan menjaga nutrisi telur.
Tim Egg Pasteurize juga memberikan pelatihan kepada masyarakat. Inovasi ini bertujuan mengurangi kerugian peternak dan mendukung ketahanan pangan.
Kolaborasi antara perguruan tinggi, masyarakat, dan industri melalui Innovillage mempercepat terwujudnya ketahanan pangan. Inovasi sosial menjadi kunci transformasi sosial yang berdampak nyata.
Lokadesa sebagai mitra memperkuat ekosistem Innovillage di lapangan. Mereka mendampingi mahasiswa dalam mengimplementasikan inovasi yang sesuai dengan kebutuhan desa.
CEO Lokadesa, Noor Yahya, berharap Innovillage meluas dan memastikan dampak jangka panjang dari setiap program. Pendampingan dan monitoring keberlanjutan sangat penting.
Penguatan ketahanan pangan membutuhkan kolaborasi menyeluruh. Dengan menyatukan kekuatan berbagai pihak, Indonesia dapat membangun sistem pangan yang tangguh dan berkelanjutan. Inovasi sosial bukan sekadar proyek akademik, melainkan solusi nyata untuk masa depan.