Gunung Semeru, puncak tertinggi di Pulau Jawa, kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya. Pada Jumat, 18 Juli 2025, tercatat lima kali erupsi dengan ketinggian kolom abu mencapai 700 meter di atas puncak, atau sekitar 4.376 meter di atas permukaan laut. Aktivitas vulkanik ini menjadi perhatian serius mengingat potensi bahaya yang ditimbulkan bagi penduduk sekitar.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Liswanto, mencatat serangkaian erupsi sepanjang hari itu. Kejadian ini menuntut kewaspadaan dan pemahaman yang lebih mendalam terhadap situasi terkini di sekitar gunung berapi tersebut.
Lima Kali Erupsi Gunung Semeru dalam Sehari
Erupsi pertama terjadi pukul 00.51 WIB, diikuti erupsi lainnya pada pukul 01.17 WIB dan 05.55 WIB. Kejadian ini menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik yang signifikan.
Erupsi keempat tercatat pukul 06.22 WIB dengan tinggi kolom letusan mencapai 700 meter. Abu vulkanik berwarna putih hingga kelabu terlihat dengan intensitas sedang hingga tebal mengarah ke utara.
Erupsi terakhir terjadi pada pukul 07.04 WIB, juga dengan tinggi kolom abu sekitar 700 meter dan intensitas tebal ke arah utara. Aktivitas ini terekam seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 130 detik.
Status Waspada dan Rekomendasi PVMBG
Gunung Semeru saat ini berada pada status Waspada (Level II). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah mengeluarkan sejumlah rekomendasi penting untuk keselamatan masyarakat.
Masyarakat dilarang melakukan aktivitas apa pun dalam radius 8 kilometer di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan dari puncak gunung (pusat erupsi). Area ini dianggap paling berisiko terkena dampak langsung erupsi.
Selain itu, masyarakat juga dilarang beraktivitas dalam radius 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan. Potensi perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak menjadi ancaman serius.
Aktivitas di dalam radius 3 kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru juga sangat dilarang. Bahaya lontaran batu pijar menjadi ancaman utama di zona ini.
Pentingnya Kewaspadaan dan Antisipasi
Masyarakat diimbau untuk selalu waspada terhadap potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan. Aliran sungai di sekitar Gunung Semeru, khususnya Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, perlu diwaspadai.
Sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan juga berpotensi mengalami lahar. Pemantauan dan antisipasi dini sangat krusial untuk mengurangi risiko bencana.
Informasi resmi dari PVMBG perlu dipantau secara berkala. Kepatuhan terhadap rekomendasi yang dikeluarkan sangat penting untuk memastikan keselamatan jiwa dan harta benda.
Kejadian erupsi Gunung Semeru ini menjadi pengingat penting akan kekuatan alam dan perlunya kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi potensi bencana. Semoga dengan kewaspadaan dan langkah antisipasi yang tepat, dampak negatif dari aktivitas vulkanik dapat diminimalisir.