Pemerintah Indonesia terus berupaya meningkatkan daya saing industri kecil dan menengah (IKM) melalui program terintegrasi pusat dan daerah. Salah satu contoh keberhasilan revitalisasi IKM adalah Sentra IKM Kulit Manding di Bantul, Yogyakarta.
Kerja sama Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (Pemda DIY) telah membuahkan hasil yang signifikan. Sentra industri kulit ini kini dikelola oleh UPTD Ndalem Kulit Jogja (NKJ), memberikan dampak positif bagi para perajin lokal di Parangtritis KM 11, Manding.
Revitalisasi Sentra IKM Kulit Manding
Revitalisasi UPTD NKJ pada tahun 2024 dibiayai oleh Dana Alokasi Khusus (DAK). Dana tersebut digunakan untuk pembangunan gedung baru, pengadaan mesin modern, pelatihan sumber daya manusia (SDM), dan dukungan akses ekspor. Tujuan utamanya adalah meningkatkan daya saing produk kulit lokal di pasar domestik dan internasional.
Dirjen IKMA Kemenperin, Reni Yanita, menekankan komitmen Kemenperin dalam memperkuat daya saing IKM dengan memfasilitasi pengembangan sentra produksi di seluruh Indonesia. Potensi ekonomi industri kulit sangat besar, terbukti dari ekspor produk kulit Indonesia pada tahun 2024 yang mencapai USD 4,6 miliar, meningkat 8% dari tahun sebelumnya.
Produk Unggulan dan Pasar Ekspor
Ekspor alas kaki berbahan kulit menyumbang kontribusi terbesar dengan nilai USD 3,1 miliar, diikuti tas kulit sebesar USD 1,1 miliar. DIY merupakan salah satu provinsi penghasil produk kulit ekspor terbesar di Indonesia, sehingga pengembangan UPTD NKJ menjadi sangat strategis dalam menjadikan Yogyakarta sebagai pusat industri kreatif berbasis kulit.
UPTD NKJ tidak hanya berfungsi sebagai tempat produksi, tetapi juga sebagai ruang kolaborasi dan inkubasi bisnis bagi IKM kulit. Dengan 42 IKM anggota, UPTD NKJ menyediakan pelatihan keterampilan, konsultasi bisnis, dan promosi produk melalui pameran dan platform digital.
Dukungan Pemerintah dan Keberlanjutan NKJ
Pemerintah mendorong sinergi NKJ dengan berbagai pihak, termasuk PDIN Yogyakarta, BPIPI, BBSPJIKKP, dan BBSPJIKB, serta melibatkan tenaga ahli dan asosiasi industri untuk memastikan keberlanjutan dan kesolidan sentra ini. Untuk keberlanjutan jangka panjang, pemerintah mendorong penerapan skema pembiayaan mandiri melalui APBD dan retribusi, sesuai regulasi yang berlaku.
Pada tahun 2025, DAK Non Fisik disiapkan untuk mendukung pengembangan lanjutan NKJ dan Pusat Desain Industri Nasional (PDIN). Pemerintah berharap NKJ dapat menjadi wadah bagi IKM kulit untuk bertumbuh, berinovasi, dan meningkatkan daya saing di pasar global.
Tantangan dan Peluang Industri Kulit Indonesia
Meskipun potensi industri kulit Indonesia sangat menjanjikan, tetap ada tantangan yang perlu diatasi. Salah satunya adalah persaingan global yang ketat. Perlu adanya inovasi desain dan teknologi untuk meningkatkan kualitas produk dan daya saing harga.
Selain itu, peningkatan kualitas SDM juga penting. Pelatihan yang berkelanjutan dan terarah dibutuhkan untuk meningkatkan keterampilan perajin dalam hal desain, produksi, dan manajemen bisnis. Akses ke pasar internasional juga perlu terus ditingkatkan melalui kegiatan promosi dan pameran di luar negeri.
Strategi Penguatan Industri Kulit
Dengan strategi yang tepat dan kolaborasi yang baik, industri kulit Indonesia dapat terus tumbuh dan berkembang, memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian nasional dan kesejahteraan para perajin.
Editor: Modesta Fiska