Thailand baru saja mengalami kasus kematian akibat antraks setelah lebih dari dua dekade tanpa korban jiwa. Seorang pria berusia 53 tahun dari Provinsi Mukdahan meninggal dunia tiga hari setelah menunjukkan gejala. Kematian ini menjadi sorotan mengingat antraks, penyakit yang disebabkan bakteri *Bacillus anthracis*, sangat berbahaya jika tidak ditangani dengan cepat.
Korban meninggal awalnya mengalami luka kecil di tangan setelah menyembelih sapi. Luka tersebut kemudian memburuk, menunjukkan ciri khas antraks kulit berupa area kulit menghitam dan membengkak. Ia juga mengalami pembengkakan kelenjar getah bening, pusing, dan kejang sebelum akhirnya meninggal.
Penyebaran Antraks di Thailand
Selain korban meninggal, empat orang lainnya dinyatakan positif terpapar bakteri antraks. Keempat pasien, terdiri dari tiga pria dan satu wanita berusia 30 hingga 50 tahun, beruntung berhasil sembuh setelah mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit. Kasus kelima terdeteksi pada 28 Mei dan berhasil ditangani dengan cepat.
Pemerintah Thailand merespon cepat dengan melakukan pengawasan ketat terhadap 636 warga yang berpotensi terpapar. Hal ini meliputi mereka yang kontak langsung dengan daging, peralatan dapur, atau hewan yang terinfeksi. Meski beberapa menunjukkan gejala seperti demam dan diare, tes laboratorium menunjukkan hasil negatif antraks.
Program vaksinasi hewan di wilayah terdampak juga digulirkan secara intensif. Disinfeksi di lokasi yang terindikasi mengandung spora antraks juga dilakukan untuk mencegah penyebaran lebih lanjut. Langkah-langkah pencegahan ini sangat penting mengingat spora antraks dapat bertahan lama di lingkungan.
Mengenal Antraks Lebih Dekat
Antraks bukanlah penyakit menular antar manusia, namun penularan dapat terjadi melalui kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi atau produk hewani yang terkontaminasi spora antraks. Spora antraks dapat masuk ke tubuh melalui luka terbuka, saluran pernapasan, atau melalui konsumsi makanan yang terkontaminasi.
Setelah spora masuk ke dalam tubuh, bakteri akan berkembang biak dan menghasilkan toksin yang mematikan. Gejala antraks bervariasi tergantung cara penularan. Antraks kulit, seperti yang dialami korban meninggal di Thailand, ditandai dengan lepuh atau bisul yang membesar, membengkak, dan menghitam. Antraks paru-paru dan usus juga dapat terjadi, namun gejala umumnya lebih parah dan membutuhkan penanganan medis segera.
Meskipun kasus antraks di Thailand ini menghebohkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menilai potensi penyebaran lokal dan internasional masih rendah. Pemerintah Inggris juga belum mengeluarkan peringatan perjalanan khusus ke Thailand. Namun, kewaspadaan tetap penting, terutama bagi mereka yang bekerja di sektor peternakan atau sering berkontak dengan produk hewan mentah.
Pencegahan dan Penanganan Antraks
Deteksi dini dan penanganan yang cepat sangat krusial dalam mencegah kematian akibat antraks. Vaksinasi hewan ternak secara rutin merupakan langkah pencegahan yang efektif. Selain itu, penggunaan alat pelindung diri (APD) saat menangani hewan ternak atau produk hewani mentah sangat penting untuk menghindari paparan spora antraks.
Jika seseorang dicurigai terpapar antraks, segera cari bantuan medis. Pengobatan dengan antibiotik seperti ciprofloxacin atau doxycycline sangat efektif jika diberikan sejak dini. Penanganan yang tepat dan cepat dapat menyelamatkan nyawa.
Kesimpulan
Kasus antraks di Thailand menjadi pengingat akan pentingnya kewaspadaan dan langkah-langkah pencegahan penyakit zoonotik. Kerja sama antara pemerintah, petugas kesehatan, dan masyarakat sangat penting untuk mencegah penyebaran penyakit ini dan melindungi kesehatan publik.
Penting bagi masyarakat untuk memahami gejala antraks dan segera mencari pertolongan medis jika mengalami gejala yang mencurigakan setelah kontak dengan hewan ternak atau produk hewani mentah. Pengetahuan dan kewaspadaan merupakan senjata utama dalam menghadapi ancaman penyakit menular.
Kejadian ini juga menekankan pentingnya peningkatan sistem pengawasan kesehatan hewan dan peningkatan akses terhadap perawatan medis di daerah pedesaan. Investasi dalam infrastruktur kesehatan dan pendidikan kesehatan masyarakat sangat penting untuk menghadapi tantangan kesehatan di masa depan.